5.06.2008

BBM Naik

JANJI Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk tidak menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) hingga 2009 terpaksa diingkari. Pemerintah akhirnya memastikan untuk menaikkan harga BBM bersubsidi dalam waktu dekat.
Kepastian kenaikan harga BBM itu diambil dalam rapat terbatas yang yang digelar, Senin (5/5) petang. Hadir dalam rapat tersebut Menko Perekonomian Boediono, Menko Kesra Aburizal Bakrie, Menkeu Sri Mulyani, Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro, Menkominfo Mohammad Nuh, dan Menteri PPN/Kepala Bappenas Paskah Suzetta.

Rapat yang berlangsung lebih dari dua jam itu memang khusus membahas soal subsidi BBM. ‘’Melihat situasi yang kita hadapi sekarang, dari keadaan di luar maupun situasi di dalam negeri, pemerintah segera mengeluarkan kebijakan untuk mengamankan APBN 2008 maupun 2009,’’ kata Boediono dalam konferensi pers usai rapat terbatas di kantor presiden, kemarin.

Fokus kebijakan tersebut menyangkut subsidi BBM dan listrik. Akan dikeluarkan satu paket kebijakan yang terdiri dari tiga elemen yang saling terkait. ‘’Yakni penghematan total, kenaikan harga BBM bersubsidi secara terbatas, dan kompensasi untuk masyarakat yang miskin,’’ kata Boediono.

Penghematan total, kata Boediono sudah mulai dilakukan, misalnya konversi minyak tanah ke elpiji, penghematan listrik, hingga penerapan smart card untuk premium dan solar, serta penerapan kartu kendali untuk minyak tanah. Langkah-langkah penghematan akan ditingkatkan seoptimal mungkin, Pemerintah, kata Boediono lagi, juga melakukan optimalisasi penerimaan APBN. Termasuk melakukan penghematan belanja negara, dengan melakukan pemotongan anggaran di kementerian dan departemen.

Mengenai kenaikan BBM bersubsidi secara terbatas, Boediono tidak menjelaskan secara rinci. Namun Boediono menjamin harga BBM baru nanti tetap bisa dijangkau oleh masyarakat secara umum. ‘’Soal waktunya dan besar kenaikannya tunggu saja, sabar. Kalau sudah siap akan kami umumkan,’’ kata Gubernur Bank Indonesia terpilih itu.

Pemerintah, kata Boediono, sedang menggodok program kompensasi kenaikan BBM. Sehingga kelompok masyarakat miskin yang diprediksi akan mendapat dampak paling besar dari kenaikan BBM dapat diselamatkan.

Program kompensasi tersebut sebagian akan melanjutkan program lama seperti bantuan tunai langsung, bantuan operasional sekolah, dan sebagainya. ‘’Selain itu akan disiapkan program kompensasi yang baru, yang bisa meringankan masyarakat miskin,’’ ujarnya.

Kenaikan BBM nantinya, kata Boediono, sebenarnya tidak akan berdampak banyak. ‘’Ini semacam realokasi subsidi. Kalau sebelumnya yang mampu ikut menikmati, sekarang khusus untuk yang tidak mampu,’’ kata Boediono.

Menteri Keuangan Sri Mulyani menambahkan besaran kenaikan harga BBM nanti memenuhi tiga hal. Yakni harus bisa ditanggung masyarakat, pelaku ekonomi, dan sustainable terhadap APBN. ‘’Dari sisi timing, tidak menimbulkan erosi terhadap kepercayaan atau ketidakpastian,’’ katanya.

Sinyal kenaikan harga BBM tersebut, kata Sri Mulyani, memiliki arti penting agar masyarakat dan dunia usaha tahu bahwa pemerintah tidak membiarkan subsidi APBN meledak. ‘’Kepercayaan jangan sampai merosot karena ketidakpastian subsidi,’’ kata Sri Mulyani.

Setelah harga BBM naik, kata Sri Mulyani, APBN-P akan terus dipertahankan. Asumsi-asumsi yang dipakai di APBN-P, seperti harga minyak dunia 95 dolar AS per barel dengan toleransi 100 dolar AS per barel akan tetap sama. ‘’Defisit APBN juga harus di bawah 2 persen atau Rp94,5 triliun,’’ katanya.

Sinyal kenaikan BBM memang sudah ditunjukkan oleh SBY sebelumnya. SBY yang awalnya keukeuh mempertahankan harga BBM hingga 2009, dalam sebulan terakhir mulai goyah. Apalagi setelah mendapat desakan dari sejumlah kalangan, seperti Kadin, DPR, hingga kalangan pers.

Siang kemarin, SBY mengundang pimpinan media cetak dan elektronik untuk santap siang bersama. Salah satu agenda yang dibahas adalah menyangkut subsidi BBM. Beberapa yang hadir di antaranya Ketua Umum Serikat Pekerja Suratkabar (SPS) Dahlan Iskan (Chairman Jawa Pos Goup), Pemimpin Umum Harian Kompas Jakob Oetama, Group CEO MNC Hary Tanoesoedibjo, Pemimpin Media Group Surya Paloh dan Ketua Asosiasi Televisi Swasta Indonesia (ATVSI) Karni Ilyas (TV One). Hadir juga sejumlah pemimpin redaksi, di antaranya Rohman Budijanto (Jawa Pos), Rosiana Silalahi (SCTV), Arif Suditomo (RCTI), Ramadhan Pohan (Jurnal Nasional), dan sebagainya.

Dalam pertemuan itu SBY mengatakan persoalan sekarang bukan lagi menaikkan atau tidak menaikkan harga BBM. Perdebatan itu sudah selesai. ‘’Sekarang kalau naik, naik berapa, komoditas apa saja, apakah 20 persen, apakah 25 persen, apakah 30 persen, dan mengapa sampai pada angka itu. Kemudian instrumen yang menyertai itu apa saja,’’ kata SBY.

Menurut SBY, saat menaikkan BBM pada 2005 lalu, perlu waktu 2-3 pekan untuk menyiapkan kebijakan yang menyertai kenaikan harga BBM. Saat ini, kata SBY, pemerintah punya program sosial seperti bantuan langsung tunai yang bernilai triliunan rupiah. Juga program beras untuk rakyat miskin, bantuan operasional sekolah, dan askeskin atau jamkesmas.

Selain itu, kata SBY, juga ada bantuan tunai bersyarat, jaminan sosial bencana, juga Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) mandiri dan kredit usaha rakyat dengan pola penjaminan pemerintah.

Menurut SBY, beberapa waktu lalu ada seorang businessman datang. Pengusaha itu menyatakan kalangan menengah dan atas mampu menanggung kenaikan BBM.

‘’Tolong presiden pikirkan rakyat miskin dan setengah miskin,’’ kata SBY menirukan perkataan pengusaha yang menemuinya. ‘’Saya respek dengan yang seperti itu. Artinya part of the solution. Mungkin ada noise tapi that’s oke dalam demokrasi itu ada noise,’’ sambung SBY.

Soal produksi minyak, menurut SBY, pemerintah menghendaki 1 juta barel per hari. Wakil Presiden Jusuf Kalla, kata SBY, telah mengumpulkan para production sharing contractor untuk mendapatkan komitmen tentang produksi minyak.

‘’Memang dilakukan eksplorasi baru, tapi masih 2 atau 3 tahun lagi, kita bicara lifting, bicara production, bicara riset yg ada di maskapai itu,’’ kata SBY.

Dengan kenaikan harga minyak dunia, kata SBY, mestinya penerimaan negara makin besar. Hanya saja, persoalannya subsidi negara itu berbeda. Tidak semua negara mensubsidi BBM.

‘’Jadi challenge kita adalah subsidi itu. Disamping masalah subsidi minyak, saya juga menggenjot produksi pangan. PLTU 10.000 megawatt juga kita kebut, tapi secepat-cepatnya 2009,’’ katanya.

Sebelum ada kenaikan harga BBM, SBY ingin semuanya siap lebih dahulu. ‘’Apakah ada risiko? Selalu ada. Risiko politik, sosial, keamanan, dan sebagainya. Semoga keputusan yang tidak mudah ini dirahmati dan membawa solusi bagi bangsa dan negara,’’ ungkapnya.

Data Penduduk Miskin Diperbarui
Sekteraris Utama Bappenas Syahrial Loetan mengatakan, pemerintah saat ini sudah menyiapkan sejumlah skenario program kompensasi kenaikan harga BBM. ‘’Mungkin pemerintah mempertimbangkan bagaimana daya mereka (penduduk miskin) yang sudah sedemikian rendah itu dibantu dengan BLT (Bantuan Langsung Tunai). Tapi itu baru skenario, belum final diputuskan,’’ kata Syahrial di kantornya, kemarin.

Untuk itu, lanjut Syahrial, pemerintah akan memperbarui data penduduk miskin yang sudah dibuat pada 2005 dan 2006. ‘’Itu memang seharusnya sekarang lebih di-update kembali,’’ kata Syahrial. Namun menurut dia, data tersebut masih cukup baik dijadikan patokan awal pemberian bantuan. Saat ini, pemerintah memiliki data 19,1 juta RTM (rumah tangga miskin).

Wakil Ketua Panitia Anggaran DPR Harry Azhar Azis mengatakan, jika pemerintah menggunakan skenario kenaikan harga BBM 28,7 persen pada 1 Juni, akan diperoleh penghematan anggaran hingga Rp25 triliun. ‘’Sebagian akan dialokasikan untuk Bantuan Langsung Tunai (BLT) Rp11,5 triliun, dan Rp8,4 triliun untuk mengurangi defisit dari 2,1 persen PDB (Produk Domestik Bruto), menjadi 1,9 persen,’’ kata Harry.

Namun Harry menyarankan agar defisit tetap berada di posisi 2,1 persen PDB. Sehingga dana Rp8,4 triliun bisa digunakan untuk program-program padat karya. ‘’Dana tersebut bisa kalau untuk membayar tenaga kerja, akan membuka lapangan kerja baru hingga 700 ribu orang,’’ kata anggota Komisi Keuangan dan Perbankan DPR dari Fraksi Partai Golkar tersebut.

Dikutip dari Riau Pos dotCom.

Related posts

Description: BBM Naik Rating: 4.5 Reviewer: Tedy ItemReviewed: BBM Naik
Al
Mbah Qopet Updated at: 12.12.00

6 komentar:

  1. "Namun Harry menyarankan agar defisit tetap berada di posisi 2,1 persen PDB. Sehingga dana Rp8,4 triliun bisa digunakan untuk program-program padat karya. ‘’Dana tersebut bisa kalau untuk membayar tenaga kerja, akan membuka lapangan kerja baru hingga 700 ribu orang,’’ kata anggota Komisi Keuangan dan Perbankan DPR dari Fraksi Partai Golkar tersebut."

    o get real..!!!

    BalasHapus
  2. Aku bukan pendukung SBY, tp setuju klo BBM naik. Ngandalin utang terus kapan kita bisa kaya. trus jgn lupa pak SBY, habisi koruptor.

    BalasHapus
  3. ada baik buruknya pastinya,,kita liat ntar aja apa rakyat miskin makin nambah apa ngurang..

    BalasHapus
  4. Pusiiiiiiiiiiiing!!!! Moga ini semua tidak membuat manusia males hidup.

    BalasHapus
  5. Kayaknya tinggal nunggu waktu aja keruntuhan Indonesia!!!! Gimana kalau dilelang aja. Trusss yang menang Inggris. Asyik..bisa lihat EPL langsung!!!
    *warga negara yang dodol...*

    BalasHapus
  6. no komen! aku anak indonesia yang takut politik.he..he... daku o'on banget deh kalo soal gini ginian,...

    BalasHapus