Sungguh ironis, setelah vakum 8 tahun ketika Perhelatan Piala Kemerdekaan kembali digelar dinodai dengan insiden memalukan :t :t
Dalam partai final antara Indonesia A melawan Libya, Libya yang sudah unggul 1:0 oleh Abdala Mohammed menit ke-14 dibabak pertama melakukan aksi walk out di babak kedua.
penolakan melanjutkan pertandingan oleh Libya pada turnamen resmi yang tercatat di FIFA ini terjadi ketika babak kedua akan digelar.
Insiden memalukan ini ditengarai perselisihan antara pelatih Libya Gamal Adeen dengan pelatih kiper Timnas Indonesia Sudarno saat menuju ruang ganti. selain itu, kepemimpinan wasit asal Brunei Darussalam, Shahabuddin Moh Hamiddin, yang cenderung memihak Indonesia juga kerap membuat timnas Libya kesal. misalnya saja, ketika Budi Sudarsono tertangkap basah kamera menyikut Abdalla, atau Isnan Ali yang melanggar keras bek Libya hingga terkapar, namun tak mendapat ganjaran apa-apa.
Permainan keras yang menjurus kasar juga ditunjukkan tim tuan rumah setelah Indonesia kebobolan satu gol.
Libya meminta jaminan keamanan bagi seluruh official dan pemain Libya. Namun, Setelah melakukan pembicaraan panjang antara kedua belah pihak, Libya tetap keukeuh tak ingin melanjutkan laga dan rela kalah dengan status WO. Dengan hasil ini, Indonesia akhirnya dinyatakan sebagai pemenang dengan skor 3:1.
Sangat disayangkan sebuah ajang untuk memperingati HUT Republik Indonesia harus ternoda oleh 'ulah' tuan rumah sendiri. Semoga hal ini tidak terjadi lagi dimasa mendatang. Demi Harkat dan Martabat Indonesia di Dunia Internasional.
Dalam partai final antara Indonesia A melawan Libya, Libya yang sudah unggul 1:0 oleh Abdala Mohammed menit ke-14 dibabak pertama melakukan aksi walk out di babak kedua.
penolakan melanjutkan pertandingan oleh Libya pada turnamen resmi yang tercatat di FIFA ini terjadi ketika babak kedua akan digelar.
Insiden memalukan ini ditengarai perselisihan antara pelatih Libya Gamal Adeen dengan pelatih kiper Timnas Indonesia Sudarno saat menuju ruang ganti. selain itu, kepemimpinan wasit asal Brunei Darussalam, Shahabuddin Moh Hamiddin, yang cenderung memihak Indonesia juga kerap membuat timnas Libya kesal. misalnya saja, ketika Budi Sudarsono tertangkap basah kamera menyikut Abdalla, atau Isnan Ali yang melanggar keras bek Libya hingga terkapar, namun tak mendapat ganjaran apa-apa.
Permainan keras yang menjurus kasar juga ditunjukkan tim tuan rumah setelah Indonesia kebobolan satu gol.
Libya meminta jaminan keamanan bagi seluruh official dan pemain Libya. Namun, Setelah melakukan pembicaraan panjang antara kedua belah pihak, Libya tetap keukeuh tak ingin melanjutkan laga dan rela kalah dengan status WO. Dengan hasil ini, Indonesia akhirnya dinyatakan sebagai pemenang dengan skor 3:1.
Sangat disayangkan sebuah ajang untuk memperingati HUT Republik Indonesia harus ternoda oleh 'ulah' tuan rumah sendiri. Semoga hal ini tidak terjadi lagi dimasa mendatang. Demi Harkat dan Martabat Indonesia di Dunia Internasional.
Iya. Haaaah, mainnya kasar gitu masa depan sepak bola kita gimana coba?
BalasHapusini sih bukan menang namanya, nodong!
btw, aq msh tetep cinta ibu pertiwi.
indo-nesia bregbreg-bregbreg-breg
yg namanya insiden tuh dah biasa, yg penting antar bloger aman2 saja,hi..hi..
BalasHapusantar bloger aman
BalasHapuswalah kalo caranya gini kapan indonesia mo maju???
BalasHapusiya nih kaco indonesia. parah dah, maen kagak bisa bersih.. mungkin majunya nanti cy, nunggu indonesia di tawarin jadi tuan rumah piala dunia wkwkwkw
BalasHapus