Suatu hari seorang laki-laki bijak mengajukan pertanyaan pada seorang anak kecil yang ikut sholat Shubuh di masjid bersamanya. Ia ingin sang anak memilih diantara dua hal yang ia ajukan.
Laki-laki bijak itu bertanya, "Wahai anakku, manakah yang lebih utama menurutmu, harta ataukah akal ?"
Sang anak menjawab, "Akal. Karena akal akan mendatang harta sedangkan harta akan menghilangkan akal."
Laki-laki bijak itu berkata lagi, "Harta atau Keadilan?"
"Keadilan, karena harta akan melindungi pemiliknya dari kezaliman disaat keadilan tiada, sehingga dia menjadi tujuan. Ketika keadilan didapatkan maka harta hanyalah perantaraan saja, bukan tujuan."
"Lalu bagaimana dengan harta atau kekuasaan? mana yang engkau pilih?" Tanya laki-laki itu lagi.
"Harta. Karena harta akan menjadi perantaraku untuk menguasai hati apabila aku belanjakan harta itu dalam kebaikan. Sedangkan kekuasaan terdahap hati itu lebih agung. Kekuasaan duniawi seringkali menjadikan aku durhaka dan melampaui batas, lalu aku berbuat zalim, sehingga aku kehilangan kekuasaan atas hati, dan orang-orang disekitarku akan mengincarku."
"Bagaimana dengan harta, kekuasaan, atau ilmu? mana yang engkau pilih?"
"Ilmu. karena dengan ilmu aku akan mencapai tingkat yang mengungguli harta dan kekuasaan."
"Baik, Bagaimana dengan harta ataukah teman?"
"Teman"
"Mengapa?"
"Dengan harta saja aku tidak mampu mendapatkan seluruh keinginanku, tetapi dengan berteman aku akan mendapatkan semua yang aku inginkan." Jawab sang anak.
"Harta atau kesehatan?"
"Kesehatan, karena kesehatan akan mendatangkan harta, sedangkan harta secara kesendirian tidak dapat mendatangkan kesehatan."
"Aku atau Kamu?"
"Engkau dan aku. Karena engkau adalah sungai yang mengalirkan hikmah dan ilmu, sedangkan kami adalah tumbuhan yang minum darinya."
Orang bijak itu berkata, "Sungguh telah tentram dadaku ini. Semoga Allah melimpahkan berkah padamu."
Laki-laki bijak itu bertanya, "Wahai anakku, manakah yang lebih utama menurutmu, harta ataukah akal ?"
Sang anak menjawab, "Akal. Karena akal akan mendatang harta sedangkan harta akan menghilangkan akal."
Laki-laki bijak itu berkata lagi, "Harta atau Keadilan?"
"Keadilan, karena harta akan melindungi pemiliknya dari kezaliman disaat keadilan tiada, sehingga dia menjadi tujuan. Ketika keadilan didapatkan maka harta hanyalah perantaraan saja, bukan tujuan."
"Lalu bagaimana dengan harta atau kekuasaan? mana yang engkau pilih?" Tanya laki-laki itu lagi.
"Harta. Karena harta akan menjadi perantaraku untuk menguasai hati apabila aku belanjakan harta itu dalam kebaikan. Sedangkan kekuasaan terdahap hati itu lebih agung. Kekuasaan duniawi seringkali menjadikan aku durhaka dan melampaui batas, lalu aku berbuat zalim, sehingga aku kehilangan kekuasaan atas hati, dan orang-orang disekitarku akan mengincarku."
"Bagaimana dengan harta, kekuasaan, atau ilmu? mana yang engkau pilih?"
"Ilmu. karena dengan ilmu aku akan mencapai tingkat yang mengungguli harta dan kekuasaan."
"Baik, Bagaimana dengan harta ataukah teman?"
"Teman"
"Mengapa?"
"Dengan harta saja aku tidak mampu mendapatkan seluruh keinginanku, tetapi dengan berteman aku akan mendapatkan semua yang aku inginkan." Jawab sang anak.
"Harta atau kesehatan?"
"Kesehatan, karena kesehatan akan mendatangkan harta, sedangkan harta secara kesendirian tidak dapat mendatangkan kesehatan."
"Aku atau Kamu?"
"Engkau dan aku. Karena engkau adalah sungai yang mengalirkan hikmah dan ilmu, sedangkan kami adalah tumbuhan yang minum darinya."
Orang bijak itu berkata, "Sungguh telah tentram dadaku ini. Semoga Allah melimpahkan berkah padamu."
bagus skali postingnya kali ini..membuatkan kita terus berfikir.
BalasHapusWah dalem banget...yang tua gini aja gak tahu. kurang bijak dalam menyikapi kehidupan. saluuuuut
BalasHapusItu anak kecil umur berapa ya??? dalem banget jawaban-nya. klo anak berbakti mah milih harta dulu. biar bisa upgrade akal,keadilan dan kekuasaan.
BalasHapusYup, setuju ama bos2 diatas ...
BalasHapushal seperti ini nih, yg kita perlukan.
posting yg cerdas dan ekspresif ...